-
?max-results="+numposts5+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=recentarticles1\"><\/script>");
Featured
Featured
Gallery
Technology
Video
Games
Recent Posts
Selasa, 01 Maret 2022
Kamis, 26 November 2020
Belajar dari Beato Carlo Acutis, Menjadi Kudus di Usia Muda
Pasti, sahabat muda tidak ketinggalan informasi terbarunya dong, karena sudah tersebar di berbagai website resmi gereja katolik dan media sosial lainnya, bahkan Misa Beatifikasi Carlo Acutis menjadi “Beato” juga ditayangkan di Channel Youtube.
Seorang Remaja Katolik
Carlo Acutis adalah seorang remaja Katolik yang lahir pada 3 Mei 1991 di London, Inggris. Saat ia berusia sekitar 5 tahun, Andrea Acutis (Mama) dan Antonia Salzano (Papa) memutuskan untuk pindah ke Milan, Italia.
Di usia remaja, dia didiagnosis menderita penyakit leukimia. Luar biasanya, dia justru mempersembahkan semua penderitaan sakitnya itu untuk Tuhan, Paus Benediktus XVI, dan Gereja.
Sama halnya dengan remaja laki-laki pada umumnya, Carlo Acutis begitu suka sepakbola dan bermain video game. Tidak hanya itu, penyuka dunia programming ini menggunakan keahliannya untuk membangun situs yang memuat katalog mukjizat Ekaristi di seluruh dunia.
Dalam websitenya, ia mengatakan, ”Semakin kita sering menerima Ekaristi, semakin kita menyerupai Yesus, sehingga di Bumi ini kita akan merasakan surga.”
Dalam sejarah Gereja, pertama kalinya pada abad ke-20 atau zaman milenial, ada Beato termuda “Carlo Acutis” yang ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai “Pelindung Internet.”
Dokumentasikan Mukjizat
Banyak sekali keistimewaan dan keteladanan suci dalam diri Carlo Acutis. Di usia mudanya, dia meminta orangtuanya untuk membawanya berziarah ke tempat-tempat para kudus dan ke situs-situs mukjizat Ekaristi.
Dia juga memiliki cinta khusus kepada Tuhan dan Bunda Maria, lewat doa Rosario serta berdevosi. Doa memiliki waktu hening/adorasi, mengaku dosa setiap minggu, rajin mengikuti Ekaristi setiap hari. Bahkan kekudusan dan kesucian hidupnya dapat membawa pertobatan mendalam bagi Ibunya, yang sebelumnya kurang terlalu taat, menjadi rajin mengikuti Ekaristi.
Tidak hanya itu, kecintaanya dan kepeduliannya pada sesama membuatnya rela memakai tabungannya untuk menolong orang miskin. Bahkan, dia juga dikenal suka membela anak-anak di sekolahan yang di-bully, khususnya anak – anak disabilitas.
Dan, ketika ada orangtua dari temannya akan bercerai, dia justru membawa temannya itu masuk ke dalam keluarganya.
Hal yang menajubkan sekaligus membuatnya jadi Beato adalah kesaksian mukjizat penyembuhan seorang anak kecil di Brazil. Anak tersebut sembuh dari penyakit kanker pankreas berkat doa perantaraan melalui Carlo Acutis.
Refleksi untuk Semua
Lalu, Bagaimana dengan kita? Aku dan kamu, orang-orang muda?
Sebagai orang muda, rentang usia hidupku lebih dari Carlo, tapi aku menyadari bahwa dalam hidupku masih banyak yang perlu diperbaiki, termasuk membatasi kesenangan pribadi lalu mengutamakan hidup untuk Tuhan.
Tak jarang, sebagai orang muda, kita sulit sekali membatasi kesenangan pribadi dan belajar untuk mengutamakan Tuhan dalam keseharian rutinitas hidup.
Aku pun pernah berada di situasi, di mana kesibukan rutinitas, bahkan hidup dalam dunia kesenanganku sendiri, seperti menonton film hingga lupa waktu.
Itu sampai pernah membuatku bangun kesiangan hingga menjadi alasan tidak pergi ke gereja untuk merayakan ekaristi. Selain itu juga lupa berdoa, bahkan malas membaca kitab suci atau buku – buku rohani.
Tidak heran, ketika itu aku terjebak dalam kebosanan dan kejenuhan rutinitas hidup, rasanya hati ini pun seperti tanaman kering, lalu menjadi layu karena tidak adanya keseimbangan antara kesenangan pribadi dan hidup rohani.
Jadilah Pembawa Berkat
Carlo Acutis walaupun dia seorang remaja yang usianya masih muda, tapi hidupnya sungguh membawa berkat.
Hingga saat ini, Apakah hidup kita semua sudah menjadi berkat? Kita orang muda harusnya bisa menjadi pembawa dan penyalur berkat Tuhan baik itu di tengah keluarga, lingkungan pergaulan, maupun komunitas.
Berbagai cara bisa kita lakukan untuk membagi berkat. Intinya, lakukanlah seperti teladan Carlo Acutis terhadap keluarga dan sesamanya.
Tidak mudah memang menjadi pembawa berkat. Pasti banyak rintangan dan godaan. Tapi, percayalah dan selalu mohon doa perantaraan Beato “Carlo Acutis” agar memampukan kita sebagai orang muda untuk mengupayakan sesuatu yang lebih agar semakin banyak orang yang merasakan berkat Tuhan lewat apa yang kita perbuat.
Beato “Carlo Acutis” ditetapkan sebagai “Pelindung Internet.” Gelar yang sungguh istimewa dan membanggakan pasti untuk seorang remaja muda.
Bagaimana tidak? Biasanya orang muda, termasuk aku sering menggunakan internet untuk browsing game, gosip ter-update, atau bahkan film – film terbaru.
Berbanding 180 derajat dengan Carlo Acutis yang justru menggunakan internet untuk sesuatu hal positif, bermakna dengan mewartakan mujizat ekaristi di seluruh dunia melalui website-nya.
Tidak hanya itu, lewat penderitaan sakit yang dialaminya, Carlo Acutis juga mengajak kita semua, terutama untuk kaum milenial agar berani mempersembahkan apapun yang kita miliki dan rasakan untuk Tuhan, Gereja, serta sesama agar nama Tuhan semakin dimuliakan.
Nah sahabat muda, jangan khawatir dan takut untuk bisa menjadi kudus dan suci dalam usia muda. Itu bukan sekadar mimpi, melainkan sudah tergenapi dalam diri Beato “Carlo Acutis”. Intinya, jalan menjadi kudus dan suci itu bukan sesuatu yang mustahil untuk diperjuangkan dan dicapai bersama Allah.
Carlo Acutis bukan seorang yang berdoa dan berkaya dalam sebuah biara, namun hanya seorang remaja muda seperti pada umumnya yang dipilih Allah untuk menyatakan rencana-Nya pada kita semua.
12 Fakta Tentang Carlo Acutis
Bahkan, di usia tujuh tahun, ia sudah berkomitmen untuk setia mengikuti misa dan berdoa Rosario setiap hari, rutin menerima pengakuan dosa mingguan, dan menyebarluaskan kabar gembira melalui media sosialnya. Berikut fakta-fakta dari Carlo Acutis:
2. Lahir di London dan tumbuh di Milan, Italia, ibunya mengatakan bahwa sejak menerima Komuni pertama, usia 7 tahun, Carlos tidak pernah meninggalkan misa kudus dan doa Rosario.
3. Devosinya terhadap Bunda Maria sangatlah besar. Ia pernah berkata bahwa Perawan maria adalah satu-satunya wanita dalam hidup saya.
4. Ia sangat peduli dengan teman-temannya yang sering mendapat perundungan ke rumahnya. Biasanya, mereka menerima intimidasi karena perceraian orang tua ataupun karena cacat. Ia kemudian kerap mengundang mereka untuk datang ke rumahnya.
5. Saat remaja, ia menderita leukimia dan ia mempersembahkan sakitnya itu untuk Tuhan, Paus Benediktus XVI dan Gereja.
6. Dengan keahliannya dalam teknologi digital, ia membuat situs khusus tentang keajaiban ekaristi di seluruh dunia. Ia memulai proyek ini sejak usia 11 tahun.
7. Setelah Carlo wafat, Mgr Raffaello Martinelli dan Kardinal Angelo Comastri melanjutkan misinya untuk menyebarluaskan mukjizat Ekaristi ke seluruh dunia. Hingga kini, mereka menggelar pameran foto dan melakukan perjalanan ke puluhan negara di lima benua.
8. Alasan Francesca Consolini, seorang postulator di Keuskupan Agung Milan, terkait beatifikasi Carlo setelah penantian 5 tahun sejak kematiannya, adalah Carlo merupakan seorang remaja muda. Keyakinannya itu murni dan pasti. Itu membuatnya selalu tulus dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Dia menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap orang lain; dia peka terhadap masalah dan situasi teman-temannya dan mereka yang tinggal dekat dengannya dan bersamanya dari hari ke hari.”
9. Kanonisasi Carlo Acutis dimulai pada tahun 2013. Lima tahun kemudian, dia disebut sebagai Yang Mulia. Dan, pada hari ini (10/10/2020), ia akan disebut sebagai Yang Diberkati.
10. Dalam foto yang dirilis untuk persiapan beatifikasinya, tubuh Carlo tampak diawetkan dari proses alami pembusukan setelah kematiannya pada tahun 2006. Uskup Domenico Sorrentino dari Assisi menjelaskan bahwa tubuhnya ditampilkan dengan rekonstruksi wajah untuk penghormatan publik.
11. Sebuah buku berisi Mukjizat Ekaristis telah dibuat di situs webnya. Di sana, ada hampir 100 kisah dari 17 negara berbeda. Semuanya sudah diverifikasi dan disetujui oleh Gereja.
12. Jutaan orang di seluruh dunia telah mengikuti jalannya menuju kesucian. Ada lebih dari 2.500 situs web dan blog akan muncul saat kita mengetik namanya di mesin pencari.
